Silahkan tanya ..!!

Flash

Tuesday 16 August 2016

Hobbi Baru

Setelah sekian lama tidak aktif di dunia blog dikarenakan banyak hal (aslinya mah males :D), maka kali ini saya akan nge-share hobbi saya yang baru, yakni melihara ikan hias. Ikan hias yang saya pelihara adalah ikan yang dari dulu jaman sd-smp-sma-kuliah sampai dengan jaman kerja masih pelihara ikan ini. Ikan yang saya maksud adalah ikan cupang yang bahasa latinnya (Betta sp.)

Berikut penampakannya:






Sekian dulu dan terima kasih.

Sunday 24 June 2012

BEBERAPA PENGAMATAN TENTANG STANDAR DAN PRAKTIK AKUNTANSI

BEBERAPA PENGAMATAN TENTANG STANDAR
DAN PRAKTIK AKUNTANSI


Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraruran (sering kali termasuk hukum dan anggaran dasar) yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Susunan standar merupakan proses perumusan standar akintansi. Jadi, standar akuntansi merupakan hasil dari susunan standar. Nanum, praktik yang sebenarnya bisa saja menyimpang dari apa yang diharuskan standar. Sedikitnya ada tiga alasan untuk hal ini.
Pertama, di banyak negara hukuman untuk kegagalan dengan pernyataan akuntansi resmi dianggap lemah atau tidak efektif. Perusahaan tidak selalu mengikuti standar-standar yang ada jika tidak dipaksa. Kedua, perusahaan bisa dengan sukarela melaporkan lebih banyak informasi daripada yang diharuskan. Ketiga, beberapa negara mengizinkan perusahaan untuk keluar dari jalur standar akuntansi jika hal tersebut bisa menggambarkan hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan dengan lebih baik. Untuk memeperoleh gambaran yang lengap tentang bagaimana akuntansi bekerja dalam sebuah negara, kita harus memeperhatikan proses penyusunan standar akuntansi, standar akuntansi yang menjadi hasilnya, dan praktik aktualnya. Audit menembahkan kredibilitas pada laporan keuangan.
Susunan standar akuntansi biasanya menggabungkan kombinasi dari kelompok-kelompok sektor umum dan sektor umum dan swasta. Sektor swasta meliputi profesi akuntansi dan kelompok-kelompok lainnya yang dipengaruhi oleh proses pelaporan keuangan, seperti pengguna dan penyusun  laporan keuangan dan pegawai. Sektor umum meliputi perwakilan-perwakilan seperti petugas pajak, perwakilan pemerintah yang bertanggung jawab atas hukum komersial dan komisi keamanan. Pasar saham bisa mempengaruhi proses tersebut dan bisa berada pada sektor umum dan swasta, bergantung pada negaranya. Peran dan pengaruh kelompok-kelompok ini dalam menyusun standar akuntansi berbeda di setiap negara. Perbedaan ini membantu menjelaskan kenapa setiap standar berbeda di seluuh dunia.
Hubungan antara standar akuntansi dan praktik akuntansi sangat rumit, dan tidak selalu nergerak dalam gerakan sat arah. Dalam beberapa kasus, praktik diambil dari standar; di kasus lain, standar diambil dari praktik. Praktik bisa dipengaruhi oleh tekanan pasar, seperti tekanan-tekanan yang berhubbungan dengan persaingan pendapatan dalam pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang bersaing bisa begitu saja memberikan informasi di luar apa yang diharuskan sebagai tangggapan terhadap permintaan informasi oleh investor dan lainnya. Jika permintaan akan informasi tersebut cukup kuat, standar bisa diubah untuk menutup informasi yang awalnya bersifat sukarela.


Sumber : Frederick D.S. Choi, 2010, "Akuntansi Internasional Buku 1 Edisi 6

Saturday 23 June 2012

Latar Belakang dan Terminologi Tanslasi Mata Uang Asing


Latar Belakang dan Terminologi Tanslasi Mata Uang Asing


Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dollar  AS. tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada ransaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi.
Neraca mata uang asing ditranslasikan terhadap padanannya mata uang domestik oleh nilai mata uang domestik oleh nilai tukar mata uang asing : harga satu buah unit mata uang diartikan dlam mata uang lainnya. Mata uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli dan dijual pada pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi modern.
Dengan menyediakan tempat untuk para peminat dan penjual mata uang, pasar translasi mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (seperti dari importir ke eksportir), memungkinkan pembelian internasional secara kredit (seperti surat kuasa dari bank yang mengizinkan pengiriman barang dengan pembayaran uang muka  terlebih dahulu kepada pembeli baru ), serta memberikan cara yang baik bagi individu ataupun perusahaan untuk berjaga-jaga dari nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Pembelian atau penjualan mata uang lanngsung di tempat normalnya harus segera disampaikan, yaitu sekitar dua hari kerja. Penukaran spot dan forward untuk mata uang asing utama pada tiap hari kerja dapat ditemukan pada bagian bisnis di banyak koran terkemuka.
Kurs di pasar spot dipengaruhi beberapa faktor, termasuk juga perbedaadn tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat ata uang selanjutnya. Kurs pada pasar spot terdapat bersifat langsung atau pun tidak langsung.
Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Translasi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat  palsu pasar forward.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan untung dari tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga simultan berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil.

Pembahasan Laporan Keuangan SEC Amerika Serikat


Pembahasan Laporan Keuangan SEC Amerika Serikat


SEC secara umum mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi keuangan yang pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Akan tetapi, laporan keuangan pendaftar tidak harus disiapkan menurut GAAP Amerika Serikat jika mereka disajikan sesuai dengan prinsip lembaga akuntansi secara enyeluruh dan dilengkapi dengan prinsip lembaga akuntansi secar menyeluruh dan dilengkapi dengan rekonsiliasi kuantitatif dengan pendapatan bersih GAAP Amerika Serikat, ekuitas pemegang saham, dan pendapatan per saham, jika secara material berbeda.
Apakah syarat rekonsiliasi membantu atau merintangi SEC dalam rapat mengenai sasaran peraturan yang diperdebatkan secara luas. Syarat laporan sec secara umum konsisten dengan sasaran proteksi investor dan kualitas pasar. Akan tetapi, kebutuhan laporan yang kuat mungkin meraih tujuan proteksi investor pada kesempatan mengurangi biaya investasi modal atau mengesankan biaya transaksi tinggi dalam berinvestasi.
Beberapa pengamat menyatakan bahwa syarat laporan keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas mereka yang ada di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, telah ditegaskan, investor Amerika Serikat lebih suka berdagang si pasar seperti pasar Over-the-Counter (OTC) AS atau pasar luar negeri di mana likuiditas relatif rendah, biaya transaksi relatif tinggi, dan proteksi investor kurang penting dari pada dalam penukaran nasional di Amerika Serikat.
Kemudian dikatakan bahwa SEC mampu membeikan investor Amerika Serikat dengan kesempatan investasi modal yang lebih banyak dalam aturan pasar Amerika Serikat dengan mengurangi persyaratan laporan keuangan; sebagai akibatnya, hal ini akan lebih menyeimbangkan sasaran SEC terhadap proteksi investor dan kualitas pasar. Hal ini juga dinyatakan bahwa persyaratan registrasi SEC sebenarnya bisa menyesatkan investor Amerika dengan memberikan penampilan perbandinagn yang salah untuk laporan keuangan yang munngkin mmengharuskan penafsiran yang berbeda daripada laporan Amerika Seriat.
Pendaat sebaliknya bahwa sistem akuntansi dan pengungkapan tekini melindungi investor dan memastikan kualitas pasar modal Amerika Serikat. Pokok yang mendasari argumen ini adalah parinsip utuh pengungkapan dan perlakuan setara issuer domesti dan asing. Jika sekuritas investor domestik membutuhkan informasi keuangan  berdasarkan GAAP Amerika Serikat untuk membuat keputusan yang tepat, kemudian informasi ini diperlukan untuk memberitahukan keputusan non-sekuritas Amerika Serikat.
Persaingan pasar modal Amerika Serikat kuat, termasuk likuiditas pokok dan kepercayaaan investor tinggi, sering ditambahkan (paling tidak per bagian) dalam keberadaan sistem pengungkapan SEC dan pelaksanaannya. Hal ini juga ditanggapi bahwa persyaratan laporan SEC bukan hal utama yang merintangi perusahaan asing yang berhasrat untuk mendaftar di Amerika Serikat.

Wednesday 18 April 2012

Historical Cost Principle Vs Fair Value Accounting

Nama   : Benni Antoni Parulian .P
NPM    : 20208244
Kelas   : 4EB05

Historical Cost Principle Vs Fair Value Accounting

Pada postingan sebelumnya, saya sudah membahas sedikit tentang IFRS. Dimana IFRS tidak lagi menggunakan historical cost, melainkan menggunakan fair value accounting.
Sebelumnya kita harus mengerti dulu apa itu historical cost dan fair value. Berikut penjelasannya.
  1. Historical Cost.
Menurut Suwardjono (2008;475) biaya historis merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga perolehan ini harus terjadi pada seluruh traksaksi diantara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi lainnya.
  1. Fair Value.
Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2011) FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran fair value mengesahkan fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari IASB kepada beberapa reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam transaksi antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman, 2007;33). Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.
Bagaimana sudah agak mengerti kan perbedaanya dari kedua metode penghitungan biaya tersebut ?
Pada kenyataannya, dunia bisnis lebih mengandalkan data-data pasar di banding dengan data-data historis, hal ini membuat angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi tidak handal lagi, laporan keuangan tidak dapat meng-capture kondisi keuangan saat ini dalam angka-angka yang disajikannya karena angka-angka tersebut merupakan refleksi dari masa lalu.

Pergeseran ini membuat para pakar akuntansi mulai memikirkan jalan keluar atas masalah ini, buat apa ada laporan keuangan yang dihasilkan dari aktifitas accounting tetapi pada akhirnya laporan keuangan tersebut tidak dapat berbicara dengan tepat.
Dimulai dari konvergensi akuntansi internasional yang sering membicarakan harmonisasi akuntansi antar Negara diseluruh dunia, mulai terpikir untuk memformulasikan standar acuan yang tepat untuk merubah mindset akuntansi ini. International Financial Reporting Standard (IFRS) yang saat ini telah menjadi acuan standar akuntansi di seluruh dunia. Didalam IFRS tersebut terlihat dengan jelas bagaimana akuntansi berubah dari historical value menjadi fair value (yang merupakan refleksi dari market value).

Sebagai contoh, misalnya tanah yang selama ini dinilai berdasarkan harga perolehan, di buku perusahaan dicatat sebesar 1 miliar, mungkin saja jika menggunakan harga pasar harganya bisa menjadi 2 miliar saat ini. Jadi sangat tidak tepat dalam mengukur kinerja jika menggunakan return on aset (ROA) berdasarkan harga perolehan tersebut. Contoh lainnya dalam memperoleh pinjaman sebesar 100 juta, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk mendapat pinjaman tersebut sebesar 6 juta, dalam historical value yang kita kenal selama ini pinjaman tersebut dicatat di buku perusahaan tetap sebesar 100 juta tanpa mempertimbangkan attributable cost tersebut, seharusnya jika di-netting, perusahaan hanya mendapat 94 juta bukan? Pengukuran kinerja solvabilitasnya tentu juga akan berbeda bila menggunakan kedua jenis pengakuan ini.
Dari contoh tersebut alangkah lebih tepat bila kita mengandalakan kondisi pasar dari pada sekedar catatan akuntansi, demikian juga dengan mengukur nilai perusahaan, alangkah lebih tepat memasukkan variable market value dari pada sekedar variable-variable akuntansi seperti net income, ROA, ROI, RI, DER, dll.
Informasi dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi apabila informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor. Informasi juga dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain. Akuntan meyakini bahwa jika laporan keuangan mampu memenuhi kedua karakteristik tersebut, maka laporan keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi.

Namun apabila laporan keuangan menggunakan metode historical costing, maka  dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi, sehingga laporan keuangan tersebut tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas. Baik historical cost maupun fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical cost sampai sekarang masih digunakan.

Demikian sedikit penjelasan saya tentang perbandingan antara historical cost dengan fair value accounting. Semoga bermanfaat ….
Sumber : http://akuntansibisnis.wordpress.com/

Alasannya Perlu Konvergensi ke IFRS

Nama   : Benni Antoni Parulian .P
NPM    : 20208244
Kelas   : 4EB05

Alasannya Perlu Konvergensi ke IFRS

Seperti yang kita ketahui, selama ini kita (orang Indonesia) masih menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dihasilkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), baik dalam studi pembelajaran di bidang ilmu Akuntansi maupun di praktek sehari-hari yang sering kita jumpai. Namun lambat laun SAK mulai mengalami pergeseran dengan masuknya suatu Standar baru  yang namanya IFRS. Dan saat ini, Indonesia sendiri sudah mulai menggunakan standar IFRS tersebut.
Lalu apa sih sebenarnya IFRS itu ?
IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
  • International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
  • International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
  • Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting InterpretationsCommittee (IFRIC) – setelah tahun 2001.
  • Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 20011)
Kemudian mengapa  Standar Akuntansi Internasional (IFRS) ini diperlukan ? Alasannya yaitu :
  • Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
  • Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalamketentuan pelaporan keuangan.
  • Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
  • Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Terus bagaimana SAK ini di konvergensi ke IFRS ?
Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:
  1. Full Adoption pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word
  2. Adapted mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu negara.
  3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomorstandar atau paragraf tertentu.
  4. Referenced , standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu denganbahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
  5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia sendiri akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012. Adapun strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu :
  1. Big bang strategy.
Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju.
  1. Gradual strategy.
Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS :
  • Translasi Standar Internasional
  • Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
  • Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
  • Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
Sementara itu terdapat hambatan-hambatan konvergensi yang biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuangan seperti:
Ø  Pengakuan dan pengukuran:
  • financial assets and derivative financial instruments, 
  •  impairment losses, 
  • provisions, 
  • employee benefit liabilities, 
  •  income taxes;
Ø  Akuntansi Penggabungan Usaha
Ø  Pengungkapan atas:
  • related party transactions, 
  • segment information.
Lalu apa manfaat dari konvergensi ke IFRS itu sendiri ?
  • Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yangdikenal secara internasional
  • Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
  • Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
  • Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangane.
  • Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Jadi intnya semua negara (termasuk Indonesia) mau tidak mau dan cepat atau lambat harus segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut. Hal ini bertujuan agar negara kita dapat memasuki perekonomian internasional yang lebih luas, serta laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan Indonesia dapat diakui secara internasional. Dengan begitu, maka mempelajari standar akuntansi yang berstandar Internasional yaitu IFRS wajib hukumnya. Agar kita sendiri dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah lebih dulu menggunakan IFRS.

Monday 16 April 2012

PERKEMBANGAN AKUNTANSI DARI ZAMAN KE ZAMAN


Nama   : Benni Antoni Parulian .P
NPM   : 20208244
Kelas   : 4EB05

PERKEMBANGAN AKUNTANSI DARI ZAMAN KE ZAMAN
Kalau di postingan sebelumnya saya membahas tentang badan-bada pembuat standar akuntansi di beberapa negara, kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang asala mula akuntansi dan bagaimana perkembangannya seiring dengan perkembangan zaman juga.
Perkembangan akuntansi sangat erat kaitannya dengan perkembangan dunia usaha. Akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan melakukan pencatatan hitungan itu. Hal ini bisa dilihat pada pertengahan abad ke-14, dimana pedagang-pedagang di Genoa sering membuat catatan harta yang dibawa sewaktu berangkat berlayar dan catatan harta yang ada pada waktu akhir pelayarannya. Kemudian membandingkan hasilnya untuk menghitung laba atau rugi dari kegiatan perdagangannya.
Seperti yang kita ketahui akuntansi ini mulai dikenal sebagai suatu ilmu baru pada saat Lucas Paciolo mengarang buku yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita, dimana dalam buku itu ada beberapa bagian yang membahas tentang perhitungan keuagan bagi para pengusaha. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai Bapak Akuntansi. Maka dari itu, kita harusnya bersyukur, karena berkat pengetahuan dan ilmu beliau, sekarang kita bisa belajar ilmu akuntansi.
Di akhir abad ke-15 peran Romawi sebagai pusat perdagangan mulai berkurang dan berpindah ke negara-negara jalur perdagangan baru seperti Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris. Selanjutnya pada abad ke-19 berkembang revolusi industri di daratan Eropa. Perubahan teknologi industri ini berdampak pula pada perkembangan ilmu akuntansi dan muncul konsep penyusutan/depresiasi. Kemudian seiring adanya penemuan benua Amerika, maka para pengusaha Eropa berpindah ke Amerika. Dan pada akhir abad ke-19 berkembang perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Untuk lebih jelasnya, maka saya mengelompokkan perkembangan-perkembangan akuntansi sesuai dengan zamannya, yaitu :
  1. Pra Industrisasi Sebelum Masehi
Hasil penelitian sejarah menemukan catatan tertua yang diketahui adalah lembaran dari tanah liat yang memuat catatan – catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun sebelum masehi. Selain itu terdapat bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan catatan dan sitem-sistem control akuntansi yang dijumpai di kerajaan mesir kuno dan Negara-kota Yunani.
Peran perang salib yang terjadi pada abad ke 11 hingga abad ke 13 memberikan perkembangan di kota-kota Italia yang selanjutnya membuka hubungan baru ke arah timur (asia). Dengan begitu, maka pusat-pusat perdagangan di kota-kota Italia bertumbuh dan muncullah agen-agen dan partnership.
Perkembangan akuntansi pada abad pertengan dikenal dengan ilmu berhitung dan di pergunakannya mata uang secara luas sebagai alat pertukaran. Namun semenjak dikenalnya angka arab yang lebih sederhana, maka dominasi angka-angka romawi yang digunakan selama berabad-abad menjadi tenggelam dan banyak di tinggalkan. Sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat karenanya.
Pada abad ke 17 hingga 18 buku-buku teks mulai mempersonifikasikan semua rekening dan transaksi , sebagai usaha dari penulis untuk merasionalisasikan kaidah pendebetan dan pengkreditan rekaning atau perkiraan. Perkembangan lainnya adalah dibuatnya perhitungan rugi laba pada setiap akhir tahun , dan tidak lagi dibuat pada setiap akhir ventura sebagaimana sebelumnya.
2.      Zaman industrisasi abad ke 18 s/d 20
Di zaman ini di awali dengan perkembangan akuntansi modern yaitu terjadinya revolusi industri di eropa barat pada abad ke 18. Dari sinilah timbul bentuk badan hukum yang memungkinkan suatu organisai usaha memperoleh sejumlah besar modal dari masyarakat melalui penjualan saham. Adanya perbedaan kepentingan diantara kedua kelompok yaitu pemegang saham dan manajemen perusahaan, menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan disusun dengan dasar penilaian dan kepentingan yang berbeda, sehingga laporan keuangan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai pertanggungjawaban.
Maka muncullah suatu kebutuhan baru dari kalangan masyarakat yang berkepentingan terhadap perusahaan yaitu pemeriksaan akuntansi independen untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disahkan oleh manajemen perusahaan dapat di percaya.
Desakan kebutuhan-kebutuhan jasa akuntansi yang professional, mengakibatkan nya di buka sebuah lembaga yang memberikan lisensi akuntan public terdaftar (CPAs) diseluh Negara Amerika Serikat. Pada tahun 1887, para akuntan public yang terdaftar tersebut mendirikan asosiasi akuntan yang pertama di Amerika Serikat bernama American Association of Accountants. Dan tahun 1917 nama itu diubah menjadi American Insitute of Acountants, dan saat ini dikenal dengan AICPA (American Institute of Certified Public Accountants).
Pada tahun 1972 &1973 terdapat suatu kemajuan bagi organisasi profesi akuntan di Amerika Serikat terjadi yaitu saat didirikan dan di organisasikannya Financial Accounting Standards Board ( FASB) dan Financial Accounting Foundation (FAF) yang kian memperkuat kedudukan profesi akuntansi di negara tersebut. Melalui keluaran-keluarannya yang lebih berarti , tepat guna, cepat dan responsive, FASB menggalang kredibilitas dan sekaligus meraih dukungan publik akuntansi serta kalangan yang terkait keberadaanya seperti SEC.
3.      Zaman Perang Dunia Ke-2
Awal sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan akuntansi di negara Belanda pada abad pertengahan. Dalam buku Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, D, G, Stible dan St. J. Stroomberg tercatat bahwa akuntansi di Indonesia paling tidak sudah dikenal pada tahun 1642. Hal ini dibuktikan adanya sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur Jendral mengenai pengurusan pembukuan penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta uang yang perlukan untuk eksploitasi garnisun-garnisun galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Bukti lain yang diketahui adalah catatan pemukuan dari Amphioen Societeit (didirikan di Batavia pada tahun 1747) yang dengan jelas menggambarkan pengaruh dari metode-metode Italia.
Tanggal 8 Desember 1941 jepang mencetuskan perang melawan sekutu, dengan cepat bergerak. Pada tanggal 9 Maret 1942 memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah tanpa syarat di Kalijati (Indonesia). Sejak tanggal tersebut, maka jepang menggantikan kedudukan Belanda sebagai penjajah di Indonesia.mengakibatkan Pendidikan yang semakin terbengkalai , dan keadaan rakyat makin menderita dan sengsara.
Akhir perang dunia ke-dua pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi ketika,jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan Belanda). Pada kenyataannya ternyata keberadaan jepang tidak membawa pengaruh yang berarti terhadap metode pembukuan yang ada pada saat itu. Praktek-praktek akuntansi jepang terbatas hanya untuk mencatat kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf kanji.
4.      Zaman Multinasional
Pada masa pemerintahan orde baru ditandai oleh keberhasilan pemerintah orde baru di tahun 1969 membuat perekonomian Indonesia normal kembali, disamping mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap mata uang rupiah, serta pemerintah mulai melancarkan rencana pembangunan lima tahun (REPELITA 1).
Untuk melakukan REPELITA 1 tersebut membutuhkan modal yang sangat besar. Karenanya pemerintah mengalang modal baik dari dalam negeri seperti melalui deposito, tabanas, taska, penjualan sertifikat Indonesia, dan sertifikat dana reksa, serta pasar modal) maupun dari luar negeri (seperti melalui pemberian izin PMA, serta mengusahakan perolehan dana dari lembaga keuangan internasional dan IGGI).
Kehadiran berbagai perusahaan PMA di Indonesia membawa praktik-praktik akuntansi dari negara-negara tersebut. Adanya perusahaan amerika membuka celah bagi masuknya kantor-kantor akuntan asing ke Indonesia guna mengatasi kelangkaan tenaga kerja akuntan serta pesatnya perkembangan praktik akuntansi.

Itu dia sedikit penjelasan yang dapat saya sampaikan mengenai perkembangan akuntansi dari zaman ke zaman. Semoga bermanfaat ya …


Followers